Berbakat Jadi Hebat (Rio Purboyo)

Sabtu, 25 September 2010


Kali ini saya kutip beberapa tulisan dari FB Rio Purboyo, seorang Trainer sekaligus penulis dari Sidoarjo Jawa Timur,,semoga semakin menambah motivasi kita untuk menjadi orang hebat..

Yang kita inginkan sesungguhnya dari menulis secara rutin ialah aspek kedalaman
penguasaan. Kita jadi sadar bagaimana bakat kita muncul dan bagaimana ia bisa kita ubah jadi amalan unggulan, dengan berlatih, lagi dan lagi. Kita jadi mengerti betapa bakat yg ada bukanlah bakat yg matang, tapi bakat yg siap untuk dimatangkan. Inilah kepakaran yang sebetulnya.

Merasa nikmat | Merasa terlibat | Merasa bermanfaat. Menurut Martin Selligman, ialah cara berbahagia. Dan bukankah ini pula yg kita rasakan saat memaksimalkan penggunaan bakat. "Berbakat Jadi Hebat".

Salah satu rizki terbesar dalam perjalanan kepakaran, ialah kemudahan tersedianya sumber daya, yang terkadang entah darimana hadirnya. Yang bisa berupa bacaan yang cocok saat dibutuhkan, intisari pengalaman dari seseorang, diskusi intensif dengan guyuran pertanyaan yang memberdayakan. Siip khan? "Berbakat Jadi Hebat".

Menulis -bahkan dengan buku saku kecil pun- ialah kebiasaan "kecil" yang efektif dan praktis dalam melejitkkan kualitas bakat menuju kepakaran. Dengannya kita bisa melatih diri kita untuk tulis+produksi+revisi apa pun lintasan pikiran yang ada. Di dalamnya kita merefleksikan gagasan kita, entah sebagai pemilik, pengguna, pengedar, atau pun pengamat.

Ketika kuberubah, segalanya berubah bagiku. Semakin baik perubahanku, dalam pandanganku, semakin baiklah dunia di sekelilingku. Mungkin itu sebabnya kita diajarkan untuk perbaiki diri, lagi dan lagi, hingga gunakan seluruh potensi kebaikan yang tersedia. Dengannya masa depan jadi lebih baik, meski bisa jadi tidak mudah. Toh, setelah kesulitan hadir kemudahan bukan?

‎"Seringkali kuberhasil saat kerjakannya | Orang lain bilang padaku bahwa aku berbakat kerjakannya | Kupernah dipergoki dengan penghargaan/pujian karena hasil kerjaanku." ialah 3 dari sekian penanda BAKAT TERBESAR kita. Sudahkah kenalinya? Seringkah gunakannya?

Salam SuksesMulia

Prasetio, Raup Laba dari Ayam Organik

Sabtu, 18 September 2010

Budaya menyantap makanan organik kini sedang menjadi tren bagian dari gaya hidup sehat. Sebab, bahan makanan organik bebas dari berbagai jenis pestisida dan zat kimia yang bisa membahayakan tubuh. Sejauh ini, jenis makanan organik lebih banyak berupa sayur mayur dan tanaman organik seperti beras organik, cabai organik, hingga kangkung organik. Belakangan, tren organik meluas hingga ke bahan makanan yang berasal dari hewan ternak seperti ayam organik.
Prasetio Yuwono, salah satu pengusaha yang telah menekuni bisnis ayam organik sejak 2008. Dia melihat masyarakat membutuhkan pasokan ayam yang sehat dan bermanfaat bagi tubuh. Bersama Gina Dyah Miranti dan Agus Hanif, anak dan menantunya, mereka melakukan penelitian dengan memelihara ayam tanpa antibiotik, vaksin, dan hormon sejak 2002.
Hasilnya, ayam organik yang dihasilkan oleh peternakannya di Desa Jeglong, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, telah lulus Laboratorium Pengujian Veteriner Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta Departemen Pertanian Ditjen Bina Produksi Peternakan. Ayam organik produksinya dinyatakan tidak mengandung residu antibiotik erytromycin, kanamycin, tetracyclin, penisilin, logam berat Arsen, Pb (timbal), maupun Cr (crom), serta bebas virus flu burung dan penyakit New Castle. "Seluruh proses produksi ayam bebas dari bahan kimia dan rekayasa genetika, mulai dari pengembangbiakkan sejak dari benih, lingkungan, hingga pengemasan," paparnya saat ditemui di gerai Healthy Chicken miliknya di Jalan Ngaglik Baru No 22.
Pada 2008, Prasetio mulai menjual ayam organik. Awalnya, dia hanya memasarkan ayam organik di Supermarket Gelael Citraland Mall. Kemudian secara bertahap, produksi ayam organiknya terus meningkat hingga mampu menghasilkan 1.200-an ekor ayam per minggu tiap kandang, dari enam kandang yang dimiliki. Kenaikan produksi itu diikuti peningkatan permintaan dari beberapa kota seperti Surabaya yang mencapai 2.000 ekor per minggu, Yogyakarta 250 ekor per minggu, Bandung 1.500 ekor per minggu, dan Semarang 1.500 ekor per minggu. Maklum, ayam organik terbilang sehat dan tidak berisiko membawa penyakit. "Selain punya 5 gerai cabang di Semarang, kami sedang merintis pasar untuk Denpasar, Solo, dan Irian Barat," katanya.
Dari bisnis ini, Prasetio mengantongi omzet lumayan besar. Hitung saja, dia menjual ayam organik Rp 38.500 per ekor. Setiap minggu, dia sanggup memasok sekitar 1.200 ekor. Selama proses pemeliharaan, ayam diberi ramuan herbal agar sehat. Ini berbeda dari kebanyakan peternak lain yang menyuntikkan antibiotik agar ayam bebas penyakit. Tak hanya pantang dengan suntikan antibiotik dan makanan berunsur kimia, ayam juga diberi minum air isi ulang untuk menghindari bakteri E Coli. "Kami memberikan ramuan dari 32 macam jenis herbal, yang mampu mencegah dan membasmi bakteri serta virus. Ramuan tersebut membuat ayam tahan penyakit, lebih lincah, tingkat kematian lebih rendah, dan nafsu makan bertambah dibanding ayam konvensional," paparnya.
Berdasarkan hasil penelitian, kadar lemak ayam organik hanya 9,9%. Ini lebih rendah dari ayam konvensional yang berkisar 25%. Sedangkan kadar proteinnya mencapai 70,8%, lebih tinggi dari ayam lain yang hanya 18,2%. (*/SM)

Wisnu, Lepaskan Pekerjaan di Bank demi Bisnis

"Ke Pulau Menatang di waktu malam. Berangan disantap oleh cek Lubis. Kalau tuan dan puan datang ke Batam. Jangan lupa membawa kue bingka dan kue bilis."
Beberapa sampiran dan isi pantun di atas adalah bukti kecintaan dan kesungguhan Rosnendya Wisnu memproduksi makanan khas Melayu. Syairnya menarik, cantik dan mudah dimengerti. Tapi, untuk membangun usaha kue ini, tidak mudah bagi Wisnu. Dia mengalami berbagai kendala.
Sebelumnya, Wisnu adalah supervisor operasional sebuah bank swasta di Batam pada kurun waktu 2004-2008. Namun, keinginan bebas dan lebih Mandiri, membuat Wisnu rela meninggalkan jabatan tersebut. Tak lama, dia menggeluti usaha pembuatan kue khas Melayu. Tentu tidak mudah. Dia butuh dana, oven, bahan kue, tempat usaha, dan juga tenaga.
Ini adalah kendala awal usaha makanan yang mendukung Visit Batam 2010 ini. Untung istrinya dan keluarganya mau membantu. Ditambah lagi, kue bingka bakar dan kue ikan bilis (ikan teri) tak asing lagi di lingkungan keluarga istrinya.
Istrinya, Niwen Khairiah, yang berasal dari Belakangpadang (Melayu), kerap membuat kue-kue tersebut di hari raya Idul Fitri, Idul Adha, atau pada kegiatan dan hari bernuansa Islam lainnya.
”Awalnya cuma sedikit saja kue bingka bakar dan kue bilis tadi dibuat. Namun, respon kawan-kawan dan masyarakat sekitar sangat baik. Maka, jumlah produksi pun mulai ditingkatkan. Kini diproduksi 30 sampai 50 kota per jenis makanan. Saya kini mempunyai total delapan karyawan,” sebut Wisnu di tempat usahanya (outlet) di Ruko Puri Lengenda BLok D1 Batam Centre.
Latar belakang pendidikan Sarjana Komputer di STIMIK AKI Semarang (1995-2000), memang tak nyambung dengan kegiatan yang digelutinya saat ini. Tapi, Wisnu pantang mundur. Kendala memproduksi dan mempercantik hasil makanan terus dilakukan. Ilmu marketing dipelajari otodidak dan bertanya kepada orang lain.
Wawasannya tentang kue dan usaha bertambah. Hasilnya, produk dua jenis makanan tadi kini sudah dikemas dalam kemasan (kotak, red) yang cukup cantik. Rasa pun tidak diragukan. Biasanya, ikan bilis keras kalau dimakan. Oleh Wisnu, ikan bilis tadi malah lembut, dan makin harum. Rasanya semakin gurih setelah dibungkus tepung yang dililit di sekujur tubuh bilis. Kue bilis ini bisa dimakan dengan nasi atau jadi cemilan.
Tak puas dengan satu tempat usaha, anak kedua dari empat saudara ini, melebarkan sayapnya dengan membuka cabang usaha di tiga tempat lainnya, yaitu di Komplek Trikarsa Equalita Blok A No 30 Batam Centre, Kios Kaki 6 Mega Legenda, dan di B’Store Pacific Palace Hotel Jodoh.
Bapak dari Naya dan Adam ini mengaku, outlet perlu ditambah, karena tak semua orang tahu dan bisa menjangkau ruko Puri Legenda. Penambahan otlet tadi membuat produknya makin dikenal wisatawan nusantara dan mancanegara. (*/Batampos)

Robby, Sukses Berkat Kentang Goreng

Kegagalan adalah awal kesuksesan. Pepatah tersebut cocok menggambarkan usaha Robby Widjaya, untuk berwirausaha. Sekitar empat tahunan yang lalu, pria yang hingga saat ini masih menjadi pemasok peralatan farmasi, nekad membuat bisnis sampingan dengan empat orang rekannya.
Saat menggali ide, dia dan rekan-rekannya sepakat untuk membuat bisnis yang simpel dan unik dibanding usaha-usaha yang pernah ada. “Kami temukan yang tepat adalah bisnis kentang goreng. Nah untuk membuatnya beda, jika kentang goreng lazimnya hanya dilengkapi dengan saus sambal, kami melengkapi dagangan kami dengan mayonnaise dan aneka saus rasanya beraneka ragam,” jelas pria satu anak ini.
Ide telah dicetuskan. Berbagai resep andalan juga telah ditemukan. Maka per 8 Desember 2005, berdirilah bisnis kentang goreng dengan nama 'K-Patats' sebagai merek dagangnya. “Abjad ‘K’ singkatan dari King yang artinya raja.
Sedang ‘Patat’ dalam bahasa Belanda artinya kentang. Melalui nama ini kami berharap bisa menjadi raja dengan merintis dan menciptakan sesuatu yang baru dalam bisnis kentang goreng di Indonesia,” urainya.
Namun, tak semua keindahan yang dibayangkan bisa langsung teruwjud. Saat memulai usaha tersebut, outlet pertama yang didirikan di Pasar Atum sempat mengalami kerugian.
“Di tiga bulan pertama penjualan kami, omzet per bulan selalu di bawah Rp 100 ribu. Itu sangat menyedihkan bagi kami yang membangun bisnis ini dengan modal patungan hingga puluhan juta rupiah,” kisahnya.
Di masa-masa sulit tersebut itulah, lanjutnya, komitmen dari kelima pebisnis ini diuji. Beberapa sempat berniat mundur karena beranggapan bisnis ini tidak prospektif. Namun diputuskan bahwa bendera K-Patats harus dipertahankan hingga seluruh harapan dapat diwujudkan.
Setelah bekerja keras dengan melakukan promosi di lokasi tempat outlet berdiri. “Kami mempromosikan bila kentang baik untuk badan. Mengenyangkan, tapi tidak menggemukkan,” ujarnya.
Masuk bulan keempat bisnis tersebut seolah mendapat ‘program akselerasi’. “Persentase pertumbuhannya dari bulan ke bulan tidak hanya mencapai puluhan, melainkan ratusan persen. Karena itu saya menyebut bahwa kuncinya tidak ada yang lain, hanya komitmen. Itu saja,” tukasnya.
Bahkan tegas Robby menggarisbawahi bahwa kuatnya seseorang dalam memegang komitmen berbisnis adalah faktor pembeda utama antara seoarang wirausahawan sejati dengan orang-orang yang berwirausaha hanya karena terpaksa ataupun ikut-ikutan tren semata.”Jadi bukan hanya konsep kami yang unik, tapi komitmen untuk mengembangkan bisnis juga menjadi pendorong suksesnya bisnis ini,” katanya.
Outlet yang awalnya sepi pembeli, perlahan mulai dijejali pelanggan dari mulai anak-anak, remaja hingga orang-orang dewasa. “Saya masih ingat bahwa sekitar pertengahan 2006, setiap pembeli itu harus mengantre sampai dua jam untuk mendapat satu porsi kentang goreng kami. Pelanggan yang menumpuk di satu waktu bisa mencapai 80-an orang,” urainya bangga.
Bahkan, pihaknya sempat memakai sistem ‘inden’ dengan memesan dan bayar di muka kemudian ditinggal berbelanja dulu sebelum akhirnya kembali untuk mengambil pesanan.
Untuk mengatasi hal itu, Robby dan rekan-rekannya sepakat untuk memugar outletnya di Pasar Atom tersebut agar lebih luas sehingga dapat menampung pembeli lebih banyak. Peralatan masak pun diperbanyak agar bisa melayani pesanan dalam saat bersamaan secara cepat.
“Pasca itu, memasuki September baru kami memikirkan menawarkan sebagai franchise. Pada bulan yang sama kami menemukan mitra franchise pertama. Sesuai kesepakatan, gerai kedua, ketiga dan keempat K-Patats saat itu dibuka serentak di Tunjungan Plaza, Delta (sekarang Surabaya Plaza) dan Royal Plaza,” urainya.
Dalam perkembangannya, gerai-gerai K-Patats tidak hanya berkutat di Surabaya saja. Jakarta, Bandung, Solo, Malang, Semarang hingga kota-kota di luar Jawa seperti Manado, Makassar sampai Jayapura telah menjadi areal perluasan bisnis kentang goreng dengan aneka jenis saus tersebut.
Salah satu kota yang menjadi persebaran K-Patats, disebutkan Robby, adalah Tanjung Selor, Kalimantan Timur. Kota ini merupakan sebuah pulau tersendiri yang harus ditempuh menggunakan speed boat selama satu jam dari Kota Tarakan.
“Dari seluruh outlet yang ada, outlet di Tanjung Selor ini yang paling rumit dalam hal pengiriman bahan bakunya. Namun ini justru bagi kami tantangan dan bahkan penyemangat bahwa di sana pun demand kami ada,” paparnya.
Hingga saat ini, menurut Robby, outlet di Tanjung Selor telah eksis selama dua tahun. Dengan susahnya akses yang otomatis berdampak pada harga jual, outlet tersebut terbukti masih bisa bertahan dan bahkan penjualannya relatif mampu bersaing dengan outlet-outlet lain yang notabene lebih mudah dijangkau dari Jawa.
“Saat ini kami sedang berhitung tentang kemungkinan membuka outlet di luar negeri. Mungkin Singapura atau Malaysia. Selain itu kami berharap suatu saat K-Patats tidak lagi berupa booth saja, namun bisa berkembang serupa resto-resto cepat saji yang ada saat ini,” pungkasnya
Memasuki tahun kelimanya ini, K-Patats telah mempunyai outlet hingga 40-an unit yang tersebar di seluruh Indonesia. (*/Surabaya Post)

Update ACC yang saya lakukan.

Ykh Rekan seperjuangan ACC,
bersama ini kami sampaikan dan laporkan tentang apa yang telah saya alami sampai dengan hari Ahad 19 September 2010 yang terkait dengan ACC :
1. Alhamdulillah pada hari Rabu 15 September 2010, saya selaku pribadi dan pembina ACC bersama dengan Mas Jamal, Mas Sabit dan Mas Zaenuri selaku pihak yang selama 4 bulan terakhir bergelut dalam bisnis Jati Kebon (Jabon)mendatangi ke rumah Mas Ozi di Desa Limbangan untuk melakukan penawaran tentang bisnis Jabon tersebut. Kami berangkat dari rumah siang menjelang sore sekitar jam 2 dan sampai disana sekitar jam 4an. Kami diterima oleh Keluarga beliau karena masih dalam suasana lebaran, dan alhamdulillah pembicaraan berjalan dalam suasana kekeluargaan. Kata akhir bahwa Mas Ozi bersama keluarga tertarik dengan bisnis tersebut dan Insya Allah akan ada tindak lanjut sebagai penjelasan secara detail.
2. Kemudian pada hari Jum'at 17 September 2010. saya selaku pembina ACC kerawuhan tamu dari FRK Pisang Raja Bulu yang jumlahnya 4 orang, dipandhegani oleh Bapak Senen selaku ketua. Rombongan datang sekitar jam 4 sore, dan kedatangan ini sudah diagendakan oleh beliau karena sehari sebelumnya sudah sms kepada saya.
Maksud kedatangan dari FRK ini adalah untuk silaturahim dan syawalan kepada ACC dan pribadi saya. Banyak hal yang dibicarakan dalam pertemuan dan silaturahim tersebut yang pada intinya meminta agar ACC tetap konsist dan eksis dalam kegiatan pendampingan kepada petani secara umum. FRK sangat mendukung dan sangat ingin agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan selalu bisa bekerjasama dengan ACC. Pengurus FRK sangat salut dan merasa sangat berterima-kasih atas bantuan dan kegiatan ACC terhadap ACC. Insya Allah FRK akan semakin mengerucut pada kegiatan yang lebih profesional sebagai persiapan ketika FEDEP akan melepas FRK kelak.
3. Demikian rekan-rekan laporan kegiatan yang kami lakukan sampai dengan hari Ahad ini. Kami merencanakan dan menginformasikan bahwa jika rekan-rekan tidak keberatan, bagaimana kalau pada hari Rabu besok kita ketemu dan melakukan syawalan sekaligus evaluasi kegiatan yang telah maupun akan kita lakukan. Sekaligus ada hal yang sangat penting terkait dengan perkembangan terbaru dengan nasib rekan-rekan sebagai THL secara umum. Saya tunggu jawaban dan kesediaan rekan-rekan semua. Sukses buat kita semua.

Mirza dan Arum, Mahasiswa Pertanian yang Sukses Bisnis Es Krim

Mirza Andromeda dan Arum Dewi Suci, mahasiswa Fakultas Peternakan UGM sukses bisnis es krim dengan omzet Rp 80 juta per bulan. Dari omzet tersebut, kedua mahasiswa ini memperoleh untung Rp 15 juta sebulan.
Berkat kesuksesannya, mereka mendapat penghargaan Shell LiveWIRE di ajang Business Start-Up Awards 2010.
Mirza dan Arum menggunakan merek dagang Yogya Ice Cream, kini telah memiliki 3 karyawan utama dan 250 karyawan di perusahaan mitra. "Kami memulai bisnis ini dengan modal awal Rp 29 juta," kata Mirza.
Keberhasilan dalam menciptakan peluang usaha baru dengan model distribusi kemitraan menjadi alasan utama meraih penghargaan dari PT Shell Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah pada awal Agustus lalu.
Mereka memperoleh hadiah berupa uang pembinaan Rp 20 juta serta pendampingan pelatihan selama dua tahun.
Sebelumnya, dua mahasiswa UGM lainnya juga pernah meraih penghargaan serupa. Mereka adalah alumnus Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Nur Kartika Indah Mayasti, yang meraih penghargaan dari usaha "Nata de Cassava" dan alumni Fakultas Pertanian, Ridho Arindiko S, dengan usaha "Minyak Goreng SAHARA".
Yogya Ice Cream, ujar Mirza, didistribusikan dengan sistem kemitraan bekerja sama dengan sejumlah rumah makan. Produk es krim dengan pilihan rasa cokelat, vanila, durian, moka, dan stroberi ini tersedia di 15 cabang Jogja Chicken, 5 cabang Waroeng Steak, dan di Festival Kuliner. Sistem pemasaran secara ritel juga dilakukan dengan pembukaan outlet di 10 sekolah.
Setiap hari, Yogya Ice Cream mampu memproduksi 4.000 cup es krim dari bahan baku 240 liter susu sapi segar murni. Tiap cup es krim dijual dengan rentang harga Rp 1.500 hingga Rp 5.000. Saat ini, pesanan untuk kebutuhan Lebaran juga sudah mulai mengalir. Biasanya konsumen membeli es krim dengan ukuran satu ember untuk 200-250 cup seharga Rp 170.000.
Berbeda dengan perusahaan es krim lainnya, Mirza dan Arum juga menerima pesanan label yang dinamai sesuai merek usaha konsumen tanpa batasan minimal pemesanan. Pada tahun 2008, Yogya Ice Cream pernah memperoleh piagam penghargaan lomba inovasi bisnis dari Pemerintah Provinsi DIY.

Ketika Ramadhan telah Usai

Jumat, 10 September 2010

Yang kami hormati temen2ku di ACC,
tidak terasa bulan Ramadhan telah kita lewati dan meninggalkan kita
mungkin banyak pihak merasa bahwa ketika kita berada di bulan Ramadhan kegiatan2 menjadi terkendala
dengan alasan fisiklah, waktulah, dan sebagainya
tentu anggapan2 demikian tidak serta merta kita mendebat
namun yang pasti kita rasakan bahwa setelah selesainya kewajiban2 kita di bulan suci tersebut, semangat kita menjadi berlipat untuk menuntaskan agenda2 yang telah kita rangkai
sedikit usulan dari saya tentang agenda2 tersebut sembari kita tetap berpuasa di bulan Syawal selama 6 hari
1. di bulan Sept ada agenda liputan di kluster pisang dengan temen2 media, tentu perlu koordinasi juga dengan pengelola pisang di Bangunrejo dan Wonosari
2. menyelesaikan dan lebih menyiapkan tentang PIRT usaha olahan Jambu Getas Merah menyambut Pameran Hasta Kreasi di Paragon di bulan Oktober
3. lebih menyolidkan kerjasama dan lebih memahami perbedaan diantara kita yang tentunya masing2 pihak punya kewajiban terhadap pekerjaan dikantor dan dirumah sehingga perbedaan2 tersebut tidak malah memecahbelah keutuhan hanya karena hal2 yang sepele. gesekan, perbedaan pikiran seharusnya akan lebih bisa melengkapi, kita harus lebih teruji dan terasah dengan berbagai pengalaman dari kegiatan2 yang telah kita lakukan. buang jauh2 akumulasi kekecewaan ketika mungkin pada saat kemarin2 kita mengadakan kegiatan.
4. mari lebih kita grengsengkan blog kita dengan saling berselancar dan mengisi meski ringan2 sifatnya, tidak perlu harus materi tentang pertanian semua, mungkin resep masakan, tausyiah dan sebagainya
5. smoga kita sebelum pergantian tahun bisa kunjungan secara bersama2 yang tujuan akhirnya kemanfaatan bagi semua pihak.
SUKSESMULIA bagi kita semua dan semoga langkah2 kita diridloi Allah SWT.

SELAMAT HARI RAYA IEDUL FITRI 1431 H

Rabu, 08 September 2010

Bersamaan dengan selesainya menunaikan ibadah shaum di bulan Ramadhan 1431H, maka perkenankanlah saya selaku pembina ACC mengucapkan
Wadâ’an Yâ Ramadhân, selamat jalan duhai Ramadhan
Selamat tinggal kepada dia yang menyedihkan perpisahannya,
yang merindukan kami kepergiannya. Untuknya kami punya janji yang dijaga, kesucian yang dipelihara, hak yang dipenuhi.
Kami ucapakan padanya salam bagimu wahai bulan Allah yang agung! Wahai hari raya para kekasih-Nya!
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H. Mohon maaf lahir & batin.

Laporan ACC Berbagi

Senin, 06 September 2010

Semarak Ramadhan
di Panti Asuhan

Sabtu, 28 Agustus 2010
Panti Asuhan Syarifudin - Kendal

Sekretariat ACC :
Jl. Raya Cepiring No. 172 RT 07 RW 01
Cepiring Kendal
www.agricarecommunity.blogspot.com
email : acc.kendal@gmail.com
Cp. 081 249 494971




Pendahuluan
Bulan Ramadhan datang setahun sekali dengan membawa berkah bagi seluruh umat, membawa maghfiroh bagi hamba yang banyak dosa, dan membawa kemenangan bagi hamba yang berjuang melawan hawa nafsu. Kesempatan dan peluang emas ini harus kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk beramal sholih yang sebanyak-banyaknya. ACC sebagai sebuah komunitas berbasis pertanian yang peduli terhadap masalah sosial dan lingkungan, juga telah melaksanakan kegiatan di bulan Ramadhan ini. Sebagai bentuk kepedulian terhadap anak yatim piatu, telah terlaksana sebuah kegiatan bertema ”ACC Berbagi... Semarak Ramadhan di Panti Asuhan.”

PESERTA KEGIATAN
Peserta kegiatan meliputi anak-anak panti asuhan Syarifudin sebanyak 27 orang, pengurus panti sebanyak 8 orang, donatur dan ACC crew sebanyak 10 orang.

PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Agustus 2010 di ruang kelas TKIT Syarifudin dengan susunan acara sebagai berikut :
16.30 – 16.45 : - Pembukaan
- Tilawah Al Quran
- Pembacaan puisi oleh perwakilan anak panti asuhan
16.45 – 17.00 : - Sambutan pihak ACC oleh Bp. Kartika Nursapto, SE
- Sambutan pihak Panti Asuhan oleh Bp. Bambang Suseto dilanjutkan dengan penyerahan santunan
17.00 – 17.15 : Tausiyah yang disampaikan oleh ust. Jaelani
17.15 – 17.40 : Motivation for Kids “Aku Bissaaa…” oleh Bp. Ahmad Syaifudin
17.45 – selesai : Doa dilanjutkan iftor jama’i dan shalat Maghrib berjamaah


Rencana Anggaran
PEMASUKAN PENGELUARAN
Kas ACC : Rp. 200.000 Takjil : Rp. 650.000
Donatur : Rp. 900.000 Santunan : Rp. 350.000
Pembicara : Rp. 100.000
Jumlah Rp.1.100.000 Jumlah Rp. 1.100.000



Realisasi Anggaran
PEMASUKAN PENGELUARAN
Donatur : Rp. 1.520.000 Konsumsi : Rp. 535.000
Santunan : Rp. 500.000
Transportasi : Rp 50.000
Takjil : Rp 100.000
Kartu Ucapan : Rp 35.000
Jumlah Rp.1.520.000 Jumlah Rp. 1.220.000

Catatan :
Saldo kegiatan sebesar Rp 300.000 akan diberikansebagi santunan kepada pengurus panti asuhan di Botomulyo, Kendal.

PENUTUP
Demikian laporan kegiatan ini kami buat sebagai bentuk pertanggung jawaban kami. Ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kami sampaikan kepada para donator dan pihak-pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan ini.

 
 
 
 
Copyright © Agri Care Community