Oleh-oleh Dari Kebun Jambu

Sabtu, 31 Juli 2010

Jambu Biji Merah. Siapa yang tidak tahu buah yang satu ini. Buah ini banyak sekali manfaatnya. Terutama buah dan daunnya sangat bermanfaat untuk meningkatkan trombosit darah saat kita terkena demam berdarah. Buah jambu bisa di jus atau di ambil sarinya lalu diminum secara rutin. Dan ternyata sangat ampuh untuk meningkatkan trombosit dalam darah.

Pada hari sabtu tanggal 24 Juli 2010, ACC Crew (Agri Care Community)berkunjung ke kebun jambu biji merah Getas di kebun Bapak Kornen untuk panen bersama. Jambu yang yang sudah terlihat kekuningan di petik lalu di grading dan dicuci lalu dipasarkan.

Setelah dari kebun, jambu yang sudah masak penuh di kemas untuk di olah ke tempat pembuatan sari buah. ACC crew bersama rekan dari pondok pesantren Barokah membuat sari buah jambu. Jambu 25 Kg ditambah dengan 7 Kg gula pasir diolah menjadi satu lalu disterilisasi dan jadilah sari buah jambu yang siap untuk dinikmati.

Akankah dengan Program BLBU Pertanian Kita Bisa Berjaya ?

Jumat, 30 Juli 2010

Kebutuhan dunia akan pangan semakin meningkat seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk. Sementara tantangan yang dihadapi dalam produksi tanaman pertanian juga semakin kompleks, diantaranya fenomena iklim global, ketersediaan lahan yang berkurang, kurangnya ketersediaan air irigasi, penggunaan benih unggul yang masih rendah, belum digunakannya pupuk secara berimbang serta efisien dan sebagainya. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Badan Litbang Kementrian Pertanian telah menghasilkan dan mengembangkan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi input produksi tanaman pangan.

Dalam upaya pengembangan PTT secara nasional, Kementrian Pertanian meluncurkan program Sekolah Lapang (SL) PTT. Program ini merupakan pendidikan non formal bagi petani yang bertujuan untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi serta berkelanjutan.

Pada tahun 2010, Dinas Pertanian Kabupaten Kendal mendapatkan alokasi SL-PTT untuk komoditas padi hibrida, padi inbrid, jagung hibrida, kacang tanah dan kedelai. Kelompok Tani sebagai pelaksana program Sl-PTT akan mendapatkan dana Bantuan Sosial (Bansos) dan Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU). Dana Bansos digunakan untuk subsidi pembelian pupuk serta biaya pertemuan petani peserta SL-PTT. Jumlah dana Bansos yang diterima tahun ini lebih kecil jika dibanding dengan tahun 2009 karena pada tahun 2010 benih diberikan melalui BLBU. Sedangkan pada tahun 2009 subsidi benih diserahkan dalam bentuk Bansos (uang) sehingga petani dapat menentukan sendiri varietas benih yang sesuai dengan agroklimat lokasi penanaman.
Beberapa kendala yang terjai di lapang terkait benih yang digunakan dalam program SL-PTT berasal dari BLBU diantaranya pertumbuhan tanaman yang kurang optimal karena varietas yang tidak sesuai dengan spesifik lokasi. Sebagai akibatnya, produktivitas tanaman menjadi rendah. Hal ini tentu tidak sesuai dengan tujuan diadakannya program SL-PTT. Masalah lain dalam BLBU ialah kualitas benih yang sangat rendah. Sebagai salah satu contohnya ialah BLBU Kacang Tanah tahun 2010 di Kabupaten Kendal. Benih yang diserahkan pada petani memiliki daya tumbuh kurang dari 50 % dan tercampur dengan yang sudah busuk. Keadaan ini memaksa petani harus melakukan seleksi beberapa tahap untuk memilih benih bagus yang dapat tanam. Akibatnya, petani menjadi sangat dirugikan apalagi jika benih yang ditanam tidak tumbuh. Petani mengalami kerugian secara waktu karena rata-rata lahan yang digarap bukan miliknya sendiri melainkan lahan sewa.

Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) juga terkena dampak akibat kualitas benih yang kurang bagus tersebut. Selain harus menghadapi langsung keluhan petani, PPL juga dianggap tidak dapat memberikan contoh yang baik. Ketika penyuluhan harus menyampaikan kepada petani agar memakai benih unggul, tetapi saat menyalurkan BLBU kualitasnya sangat jauh di bawah varietas unggul. Jika berkelanjutan, petani bisa menjadi trauma dan tidak mau menerima bantuan benih atau bahkan enggan menjalankan program yang diluncurkan Kementrian Pertanian.

Dinas Pertanian Kendal selaku penaggung jawab program BLBU dan SL-PTT tingkat kabupaten telah melakukan upaya agar petani mendapat ganti atas benih kacang yang kualitasnya rendah. Akan tetapi yang sangat disayangkan ialah niat baik ini tidak disertai dengan cara yang baik juga. Langkah yang ditempuh memberikan dampak yang tidak baik bagi petani karena bersifat tidak mendidik. Sistem penggantian yang tidak sesuai dengan surat perjanjian serta tidak transparan terkesan membodohi petani. Jika berkelanjutan, hal ini bisa menyebabkan trauma dan ketidakpercayaan petani pada pemerintah.

Dibutuhkan kerjasama yang baik dan saling mendukung di antara semua stake holder untuk mewujudkan pertanian yang jaya serta petani sejahtera. Sungguh sangat ironis, niat baik pemerintah pusat untuk memajukan pertanian di Indonesia terkendala oleh pihak-pihak yang kurang bertanggung jawab.

Pelatihan Menjadi Jurnalis dalam Sekejap "Publish Your Agriculture"

Kamis, 22 Juli 2010

Ketrampilan menulis sangat dibutuhkan untuk dapat mengkomunikasikan apa yang kita pikir kepada orang lain. Tidak hanya sekedar menulis tetapi bagaimana cara menulis yang efektif untuk mengabarkan suatu berita kepada khalayak.

Untuk itu maka pada tanggal 25 Juli 2010, ACC akan mengadakan pelatihan Menjadi Jurnalis dalam Sekejap "Publish Your Agriculture". Tema pertanian yang diangkat dalam pelatihan ini dikarenakan kecintaan akan pertanian dan bagaimana pertanian di masa mendatang.

Narasumber kegiatan ini melibatkan berbagai komponen yang kompeten dibidangnya masing-masing yaitu PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Pokja Kendal, BPTP, dan Humas Pemda yang berbertanggung jawab terhadap website pemda.

Untuk berita selanjutnya yang lebih lengkap. Tunggu infonya ya......

Laporan Fedep Expo

Rabu, 21 Juli 2010

Pada hari Rabu tanggal 21 Juli 2010, di kantor Bappeda Jawa Tengah mulai jam 08.00 sampai dengan 16.30 WIB telah diselenggarakan acara seminar dan pameran produk-produk yang selama ini telah dibina dan dilakukan pendampingan kerjasama antara Bappeda pada masing-masing kabupaten, propinsi dan kalangan swasta yang pendanaannya dibantu oleh semacam bantuan asing dari Jerman.

Acara seminar yang memperbincangkan tentang pengembangan pendanaan seperti UMKM bagi klaster-klaster dilakukan di kantor Bappeda lt. VI, yang diikuti oleh perwakilan dari semua kabupaten yang ada di Propinsi Jawa Tengah ini. Sebagai narasumber adalah dari Bank Indonesia Cabang Semarang. Maksud dari seminar ini adalah untuk semakin menumbuhkembangkan klaster-klaster yang ada agar ketika pendampingan kelak dilepas maka usaha-usaha yang dilakukan semakin meningkat dan berkembang serta dalam pencarian kebutuhan modal tidak mengalami kesulitan.

Sedangkan di halaman kantor Bappeda diselenggarakan pameran produk-produk unggulan dari masing-masing klaster yang dikembangkan dari kabupaten dilingkup Propinsi Jawa Tengah. hampir semua kabupaten mengirimkan produk olahan dan usahanya. Meski pengunjung yang datang masih terbatas dari kalangan PNS dilingkungan kantor Bappeda dan Pemkot Semarang, namun antusias mereka untuk membeli sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan laris dan habisnya barang-barang yang dijual oleh klaster-klaster tersebut.

Tidak terkecuali Kabupaten Kendal yang mengirim produk olahan Jambu Getas Merah yang berujud Sari Buah, Sirup dan Dodol habis dibeli oleh pengunjung. Demikian pula bibit Jambu juga habis terbeli. Tidak ketinggalan Pisang Raja Bulu yang menjadi salah satu icon Kendal juga ludes tanpa sisa.

Kegiatan seperti ini memang sangat bermanfaat untuk semakin meningkatkan semangat khususnya petani untuk berkarya, berinovasi dan tekun dalam memasarkan produk-produknya.

 
 
 
 
Copyright © Agri Care Community