Tulisan Seorang Petani Sukses

Selasa, 31 Agustus 2010

Kebun Buah Naga Sabila Farm di Pakem DIY
Berikut ini adalah beberapa tulisan yang saya ambil dari FB Gun Soetopo. Bliau adalah salah satu petani sukses yang berdomisili di Pakem Jogja. Saat ini sudah membudidayakan buah naga, pepaya hawai dan baru saja bertanam pisang raja bulu yang bibitnya pesan dari patebon, Kendal. Semoga bisa menyemangati kita sebagai Komunitas Peduli Pertanian (Agri Care Community : ACC) untuk berbuat lebih banyak lagi bagi pertanian Indonesia.
Hujan di musim kemarau, diambil hikmahnya mengurangi anggaran untuk pengairan dan musim tanam bisa dipercepat. Subhanallah, Tuhan YME tak putus putusnya memberikan kemudahan kepada petani untuk memproduksi pangan bagi negri.

Disinyalir, akar Seni dan Budaya di Nusantara ini adalah dari Ritual panenan tanaman Hortikultura untuk melangsung kehidupan Suku-suku. Begitu dia meninggalkan ritual ini dan pindah ke "kehidupan lain" spt Perkebunan atau Industri, maka akan tercerabut akar Budayanya dan jadi "bukan siapa2", kasihan kan ? Maka itu Cintailah tanaman maka akan jadi insan yang "berbudidaya".

MUHIBAH DI PERBATASAN KALIMANTAN : Kalo mau dan senang avonturir alias berkelana, maka hapir di setiap Propinsi adaa ajah yang sudah tanam Buah Naga, walau dengan tehniologi sederhana dan coba2. Ini bukti bahwa Bangsa Indonesia ini "berkultur Horti"

Kalo ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5% itu Pemerintah tidak kerja apa2, dan itu kerjanya sektor informal spt : Petani, Kaki-5, Artis, Dukun beranak dst. jadi kalo Petani tidak diperhatikan dengan cara2 yang bijak, maka selamanya Indoensia akn tergantung pangannya dari negara lain. Hayyow pilih mana ? Maka itu kalo kita masih import pangan itu artinya Pertanian belum menjadi skala prioritas utama.

Yakinlah, dengan potensi Lahan, matahari, air dan SDM yang banyak maka Pertanian di Indonesia ini harusnya menguasai Dunia. Tapi karena lemahnya Riset dan Pengetahuan maka kita menjadi "terjajah" dgn mengikuti pola Negara asing. Pertanian Tropik itu khas Indonesia dan bisa menjadi keunggulan komparatip tersendiri.

MENEROBOS KEBEKUAN Dalam BERTANI : Produk pertanian Hortikultura (buah, sayur, biofarmaka, tanaman hias) masih banyak import dan masih belum mencukupi kebutuhan dalam negri. Untuk intensifikasi ada 'maximum carrying capasity" setiap lahan usaha. Maka harus ada terobosan nyata ke LAHAN MARGINAL dan diusahakan dalam skala Industri yang bsia mengajak banyak Petani dalam wadah Koperasi atau Asosiasi. mari bertani di lahan marginal dan temukan terobosan Tehnologinya, laksanakan sambil berfikir dan improvisasi. Terlalu banyak Teori dan diskusi buat kita mumet dan akhirnya malah tidak synergy. Kerjakaaaaan !!!

Sudah pd ngerti bhw Pertanian Tanaman Pangan(sawah) itu tidak menguntungkan petaninya, ya Pertanian Hortikultura solusi utk mensejahterkan Petani dan Kecukupan Pangan kita, tapi kendala lahan, Sarana dan Prasarana sudah puluhan katanya mau ada "Terobosan" sampai sekarang masih mbelgedhes, dan Petani juga yg mensolusikan sendiri. Duh Duh pada ngapain yax.

Bila berjuang untuk menegakkan pertanian itu tak mampu bersama-sama, berjuanglah sendiri dijalanmu sendiri, walau itu kadang sepi dan sunyi. Indahnya perjuangan tak harus dimengerti, walau penuh pengertian. Bicara dan berdendanglah dengan alam dan tanaman, mereka makluq Tuhan yang tidak suloyo dan mbalelo.

Mensemangati Petani dan memberikan tehnis budidaya yg baik serta trik pemasaran produk pertanian itu juga ibadah, Sodakoh ilmu itu insyallah pahalanya terus mengalir selama ilmu tsbt dimanfaatkan dan bermanfaat. Hayow bertani sambil beribadah.

Buah-buah Tropika itu punya RASA dan AROMA yang khas dan tidak bisa ditiru dgn negara Sub-Tropis. Genksi kita juga baik2 saja kok kalo tidak makan buah sub-Tropik (apel, kiwi,jeruk mandarjn, anggur red dll) Makanlah buah yang dihasilkan dari Petani Indoensia yuuuuukkk.

Bumi Kalbar dan Indonesia menyimpan buah2 Tropik yang tidak ada duanya di dunia dalam hal rasa. Dan Jeruk Trigas, bisa berbuah lebat dan subur di lahan gambut dengan buah yang huenak segar manis asam. Rada heyan kenapa tidak ada yang mengembangkan ? justru perusahaan Malaysia di Kuching minta beribu bibit utk di tanam di negri mereka, maka kataku : Jangaaaaan !!! kita harus bisa bertani di negri sendiri. Kasusnya Aloevera(lidah buaya) yg ambruk di Kalbar, bisa jadi cerminan. Lah kok Malaysia malah bisa kembangkan Aloe dgn harga bagus?? maka ketika mereka minta bibit AV , hanya satu kata : Jangaaaaaan !!!

Kearifan Lokal itu "dibaca" sebagai anugerah Tuhan dengan keunikan wilayah yang menghasilkan Pangan untuk melangsungkan kehidupan Manusia disekitar. Tuhan sudah memberikan batasan kemampuan alam (maximum carrying capacity) itu pasti, sebab utk menjaga "Keseimbangan". Maka Jangan ekploitasi daerah dgn Tenik2 Bertani yg bukan "adonannya" bisa runyam Alam ini. Mari bertani tanpa ketamakan dan selaras alam.

Masalah utama Petani Hortikultura : Tehnik budidaya yg rendah, Informasi pasar yg blank, Penangan paska panen seadanya, Prasarana produksi dan Pemasaran yg minim, Tidak ada perlindungan dari tengkulak. Kasian mereka dibiarkan semuanya berjalan sendirian. Bimbingan yang ada masih absurd. Disini sebetulnya ladang amal bisa banyak dilakukan.Hayoow begerak !!

Melihat Bintan, Kalbar dan border area lainnya, mestinya Indonesia ini bisa memberikan makan ke negara Asia, bukan malah import makan dan buah2an. Kalo mau pasti bisa, sebab semuanya ada disini. Apanya yang salah ya dalam pengelolaan horti kita ??

MELONGOK SINGAPORE ORCHID & GARDEN FESTIVAL : Berbahagialah (andaikata ada) petani di Singapore, dimana disediakan gedung mewah 6 lantai yg bisa untuk memamerkan produknya/komoditas. Ini pinter2nya Singapore dimana tidak ada ahan tapi bisa berjualan produk pertanian, kenapa ?? karena didukung oleh full kapasitas bagi proomosinya. dan tinggal teken order, keuntungan datang , dan barang2 bisa cari dari Malaysia atau Indonesia. harusnya Indonesia bisa jeli melihat pasar hortikultura dengan lebih cermat.

 

Salam SuksesMulia


0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
 
Copyright © Agri Care Community