Petani Dilatih Berbudidaya Kacang Tanah Pola PTT

Selasa, 10 Agustus 2010

Kacang-kacangan dikenal sebagai makanan yang mempunyai arti penting untuk memenuhi kebutuhan manusia akan protein nabati. Kacang tanah (Arachis hipogea) merupakan salah sumber protein nabati yang penting karena kandungan proteinnya yang tinggi yaitu 30,4%. Selain itu kacang tanah juga mengandung lemak 47,7%, karbohidrat 11,7 %, serat 2,5%, air 5,4% dan abu 2,5% serta vitamin dan mineral. Selain dapat dikonsumsi secara langsung, di bidang industri dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat keju, mentega, sabun dan minyak goreng. Hasil sampingan dari pembuatan minyak, dapat dibuat menjadi bungkil dan oncom melalui proses fermentasi. Sedangkan daun kacang tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan bahan pembuatan pupuk organik, baik padat maupun cair.

Untuk menunjang produksi kacang tanah di kabupaten Kendal, pada tahun 2010 dilaksanakan program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman terpadu (SL-PTT). Melalui program ini, petani dilatih cara berbudidaya yang benar dengan mempraktekannya pada Laboratorium Lapang (LL) seluas satu hektar. Tujuan diadakannya SL-PTT diantaranya ialah untuk meningkatkan produksi sehingga berdampak pula pada peningkatan kesejahteraan petani. Kegiatannya meliputi 8 kali pertemuan, dimulai dari penanaman, pengamatan agroekosistem mingguan serta panen. Point penting yang perlu disampaikan pada peserta SL-PTT tercakup dalam komponen teknologi dasar meliputi varietas unggul, benih bermutu dan berlabel, pembuatan saluran drainase, populasi tanaman serta pengendalian OPT (Organisme Penganggu Tanaman) sesuai prinsip PHT (Pengendalian Hama Terpadu). Keuntungan yang diperoleh dari penerapan PTT diantaranya peningkatan kualitas dan kuantitas hasil usaha tani, efisiensi biaya serta kesehatan lingkungan tumbuh pertanaman dan lingkungan hidup.

Kelompok tani (Poktan) Sido Dadi desa Pucakwangi kecamatan Pageruyung kabupaten Kendal, melaksanakan program SL-PTT Kacang Tanah dimulai pada bulan Mei 2010. Penanaman dilakukan pada tanggal 19 Mei 2010 dengan menggunakan dua jenis jarak tanam. Baris tunggal jarak tanam 35-40 cm x 10-15 cm dan baris ganda dengan jarak tanam 40-45 cm antar baris, 20-30 cm antar baris dalam baris ganda, 10-15 cm dalam baris. Sebelum ditanam, biji diberi perlakuan pupuk hayati dengan Rhizonut plus. Pupuk urea 50 Kg/Ha dan Phonska 70 Kg/Ha diaplikasikan setengah dosis pada saat tanam dengan cara ditugal. Kemudian pupuk dapat diaplikasikan lagi pada saat usia 30 hari setelah tanam (HST). Untuk mengendalikan serangan OPT sekaligus pemupukan melalui daun, dilakukan penyemprotan ferinsa (fermentasi urine sapi).

Pada pertemuan ke-8, dilakukan pengubinan lokasi LL pada tanggal 10 Agustus 2010. Tujuan dilakukannnya pengubinan ialah untuk mengetahui hasil panen sawah seluas satu hektar, dengan menggunakan petak contoh seluas 2,5m x 2,5m. Ditentukan beberapa petak contoh secara acak yang mewakili kondisi lahan dan pertanamannya. Kemudian dilakukan pemanenan pada lahan petak contoh dan penimbangan hasil yang berupa biji basah. Angka yang didapat selanjutnya dihitung untuk mengetahui berat biji keringnya dengan menggunakan faktor konversi 32 %. Dari hasil pengubinan yang dilakukan poktan Sido Dadi, didapat hasil 1,5 ton/Ha. Angka ini sedikit lebih banyak dari produksi kacang tanah rata-rata desa Pucakwangi yaitu 1,3 ton/Ha. Peningkatan produksi pada lokasi LL belum terlalu signifikan diakibatkan beberapa faktor antara lain benih yang digunakan kualitasnya kurang baik dan perubahan cuaca yang sulit ditebak. Meskipun demikian, banyak manfaat yang didapat dengan adanya program SL-PTT, diantaranya peningkatan pengetahuan tentang cara budidaya yang baik dan berwawasan lingkungan. Semoga pada tahun-tahun yang akan datang, kualitas program dari pemerintah dapat ditingkatkan sehingga diperoleh hasil yang optimal.

Salam SuksesMulia

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
 
Copyright © Agri Care Community