Membuat Kompos dengan APPO

Jumat, 27 Agustus 2010


Pupuk merupakan salah satu faktor penunjang dalam budidaya tanaman yaitu sebagai penyedia unsur hara atau sumber makanan bagi tanaman. Meurut kandungannya, pupuk dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu pupuk anorganik yang berasal dari bahan kimia dan pupuk organik yang bersumber dari alam. Saat ini sebagain besar petani memberikan pupuk anorganik pada tanaman yang dibudidayakannya. Ironinya, pemberian pupuk kimia ini seringkali tidak memenuhi prinsip enam tepat yaitu tepat waktu, mutu, jumlah, harga, jenis dan tepat tempat. Dalam prakteknya petani seringkali memupuk dalam jumlah melebihi dosis (tidak tepat jumlah), memupuk ketika punya uang (tidak tepatwaktu) atau hanya memberi pupuk dengan jenis tertentu saja. Hal ini mengakibatkan tanah pertanian menjadi rusak dan kehelingan keseimbangannya.
Penggunaan bahan-bahan organik dalam budidaya tanaman dianggap sebagai salah satu langkah yang dapat memperbaiki kondisi tanah pertanian yang sebagian besar sudah mengalami penurunan kualitas. Bahan organik dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Dalam setiap kesempatan memberi penyuluhan, PPL Pertanian sering menyampaikan pada petani agar mengembalikan bahan organik pada tanah pertanian serta mengurangi penggunaan pupuk kimia. Apalagi Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi telah mengalami kenaikan sebesar 35 % sejak 6 April 2010 yang lalu dan pada tahun-tahun mendatang subsidi pupuk akan terus dikurangi. Dampaknya adalah harga pupuk akan terus melambung tinggi sehingga biaya produksi pun juga ikut meningkat. Jika petani tidak dibiasakan untuk menggunakan pupuk organik terutama buatan sendiri, maka dikhawatirkan kesejahteraan petani tidak akan pernah tercapai karena selalu mengalami kerugiaan akibat biaya produksi yang tinggi.
Sebagai salah satu upaya mengenalkan pertanian organik kepada petani, Kementrian Pertanian RI memberikan bantuan APPO (Alat Pembuatan Pupuk Organik). Desa Pucakwangi kecamatan Pageruyung kabupaten Kendal merupakan salah satu desa yang mendapatkan alokasi bantuan APPO. Pada tanggal 26 Juli 2010 kelompok tani Sido Dadi dan Sido Muncul desa Pucakwangi diberi pelatihan tentang pembuatan pupuk organik padat (kompos) dengan menggunakan APPO. Kegiatan yang dipandu oleh PPL kecamatan Pageruyung serta pihak Dinas Pertanian kabupaten Kendal ini mendapat sambutan yang hangat dari para petani. Dengan penuh antusias, para petani melaksanakan petunjuk dan arahan yang disampaiakan para pemandu. Pembuatan kompos dimulai dengan mencacah jerami padi dengan APPO kemudian disusun setinggi kurang lebih 20 cm, lalu diatasnya diberi kotoran sapi. Setelah itu disemprot dengan larutan yang terdiri dari EM4, tetes tebu dan air sampai rata. Larutan EM4 ini mengandung bakteri dan mikroba yang nantinya akan membantu proses penguraian jerami dan kotoran hewan. Tumpukan jerami dan kotoran sapi dibuat dalam beberapa lapis dan setiap lapisnya disemprot dengan larutan EM4 sampai kurang lebih mencapai tinggi satu meter. Langkah selanjutnya adalah menutup dengan terpal agar terlindung dari air hujan. Pada setiap minggu lapisan sebaiknya dibalik dan kompos sudah siap dipakai setelah satu bulan.
Kegiatan pelatihan pembuatan kompos seperti ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani. Kemanfaatan bagi petani akan terasa lebih nyata jika setelah dilatih, mereka mau melaksanakan dan mempraktekkan sendiri untuk membuat kompos. Dari hal yang kecil, kita bersama mensukseskan pertanian organik yang ramah lingkungan.
Salam SuksesMulia

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
 
Copyright © Agri Care Community